Sejarah Kepramukaan Indonesia

Kepanduan masuk ke Indonesia dikenalkan oleh Bangsa Belanda. Organisasi yang didirikan oleh Belanda di Indonesia bernama Nederland Indische Padvinders Vereniging ( NIVP ), organisasi ini dikhususkan untuk Pandu-pandu Hindia Belanda, bangsa kita dilarang untuk mengikutinya karena Belanda merasa takut organisasi ini menjadi wadah penampungan aspirasi terhadap kemerdekaan tanah airnya.
Kemudian bangsa kita mendirikan organisasi-organisasi kepanduan dan yang pertama berdiri adalah Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) pada tahun 1916 yang diprakarsai oleh Sultan Pangeran Mangkunegara VII di Surakarta. Berdirinya JPO ini menjadi dorongan pemuda-pemuda Indonesia untuk mendirikan kepanduan, diantaranya :
1. Taruna Kembang di Kesunanan Solopada tahun 1916.
2. Hisbul Wathon (HM) di Muhammadiyah tahun 1918.
3. Wira Tantama di Sarikat Islam tahun 1920.
4. Nationale Padvinderij (NP) di Boedi Oetomo tahun 1921.
5. Jong Java Padvinderij (JJP) di Jong Java tahun 1921.
6. Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di JJP tahun 1923.
7. Sayarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP) asalnya Wira Tantama tahun 1926.
8. National Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) di bawah Jong Islamieten Bond, tahun 1926.
9. Pandu Kesultanan (PK) pecahan dari JJP tahun 1928.
10. Jong Indononeisch Padvinderij Organisatie (INPO) gabungan dari NPO dan JIPO tahun 1928.
11. Pandu Indonesia (PI) pecahan dari JIPO tahun 1928.
12. Al Irsyad (AI) di Surabaya.
13. Pandu Pemuda Sumatra.
14. dan lain-lain.
 
Tonggak kebangkitan Bangsa Indonesia adalah berdirinya organisasi Boedi Oetomo, kemudian peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 memberikan semangat baru untuk lebih maju.
Istilah Padvinder/ij dilarang dipergunakan dalam kepanduan bangsa Indonesia oleh Belanda, kemudian diganti menjadi PANDU atau KEPANDUAN yang merupakan usulan KH. Agus Salim pada Kongres SIAP tahun 1928 di Banjar Negara, Banyumas, Jawa Tengah.
 
Dari beberapa organisasi kepanduan banyak yang melakukan penggabungan, seperti :
1. INPO, PK dan PPS bergabung menjadi KBI ( Kepanduan Bangsa Indonesia ) pada tahun 1930.
2. Tahun 1931 berdiri suatu federasi yang disebut PAPI ( Persatuan Antar Pandu Indonesia )
3. PAPI kemudian berubah menjadi BPPKI ( Badan Pusat Persaudaraan Pandu Indonesia ) pada tahun 1938.
Pada jaman pendudukan Jepang organisasi kepanduan dilarang diadakan, dan sebagai penggantinya jepang mendirikan, Seinendan, Keibodan dan Peta.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Merdeka dengan diperdengarkannya Teks Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Ir. Soekarno. Kemudian organisasi kepanduan bermunculan kembali seperti : PRI, HW, AI, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, KBI, dan sebagainya, organisasi kepanduan tersebut berjumlah kurang lebih 100 organisasi yang terhimpun menjadi 3 federasi, yaitu :
1. IPINDO ( Ikatan Pandu Indonesia, 13 September 1951 )
2. POPPINDO ( Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia, tahun 1945 )
3. PKPI ( Perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia ).
Jambore Nasional pertama pada masa Pandu diselenggarakan di Pasar Minggu, Jakarta pada tahun 1955 oleh IPINDO. Dan ketiga federasi bergabung menjadi PERKINDO ( Persatuan Kepanduan Indonesia ).
Kemudian pada tanggal 9 Maret 1961 Kepanduan dibubarkan atas prakarsa dari Hamengku Buwono IX, karena disadari dengan banyaknya organisasi kepanduan bangsa Indonesia tidak bisa bersatu. Pada tanggal 20 Mei 1961 keluar KEPPRES No. 238 tahun 1961 tentang GERAKAN PRAMUKA.
Gerakan Pramuka berkembang dengan pesat, hingga saat ini kita telah menyelenggarakan Jambore Nasional yaitu :
1. Jambore Nasional I di Situ Baru ( Cibubur ) Jakarta tahun 1973.
2. Jambore Nasional II di Sibolangit, Sumatra Utara tahun 1977.
3. Jambore Nasional III di Cibubur Jakarta tahun 1981.
4. Jambore Nasional IV di Cibubur Jakarta tahun 1986.
5. Jambore Nasional V di Cibubur Jakarta tahun 1991.
6. Jambore Nasional VI di Baturaden Jawa Tengah tahun 2001.
7. Jambore Nasional VII di Kiarapayung, Jatinagor Sumedang 2006.

Tidak ada komentar: